9 Hal yang Hanya Dialami Oleh Programmer Android

Last Updated on 9 years by Mas Herdi

Menjadi programmer Android pasti ada suka dan dukanya. Sukanya mungkin dengan menjadi programmer Android kita bisa membuat aplikasi yang digunakan oleh jutaan orang yang memakai Android.

Tulisan ini adalah artikel santai yang merangkum kejadian-kejadian yang pastinya akan atau sudah pernah dialami oleh programmer Android manapun.

Kejadian-kejadian ini berdasarkan dari pengalaman saya menjadi programmer Android sejak tahun 2012. 🙂

  1. Disuruh Memperbaiki Aplikasi Force Close

    Kalau ada error Logcat nya tentu sangat membantu

    Kalau ada error Logcat nya tentu sangat membantu

    Kejadian ini yang paling dirasakan ketika kalian sudah bekerja menjadi seorang programmer Android, baik sebagai freelancer maupun kantoran. Dimana-mana kalian pasti akan menjadi orang pertama yang ditanya apabila ada aplikasi Android yang force close.

    Masalahnya kadang mereka hanya berkata kalau aplikasinya force close begitu saja, tanpa memberikan penjelasan tambahan, kalau sudah gitu tentu kitanya yang repot karena harus mengecek errornya yang mana di logcat. 😀

  2. Diminta Tolong nge-Hack
    android hacker
    HP Android bisa dibilang adalah device yang paling dekat dengan kita, dan menyimpan banyak informasi tentang pemiliknya, baik informasi personal maupun informasi profesional. Karena itu banyak orang yang meminta tolong ke kita (programmer Android) untuk meng-hack HP atau aplikasi Android milik orang lain.Alasannya pun bermacam-macam, dari yang sekedar iseng pingin kepo-in orang lain, sampai yang serius pingin dapetin informasi pribadi seperti password, info credit card, dsb.Seperti teman saya yang suatu saat bilang,

    “Mas, bisa hack-in LINE pacarku nggak? Aku mau tahu isi dari chat-nya, soalnya menurutku dia selingkuh”

    Yaakalii… Emangnya nge-hack LINE semudah nge-klik tombol kayak di film-film, tentunya butuh banyak usaha dan kesabaran. Apalagi dengan terus berkembangnya OS Android yang semakin secure. 😀

  3. Hafal Semua Jenis Tipe dan Model HP Android
    sales_android
    Pernah nggak tiba-tiba ditanya, “Eh hape Android yang 2 jutaan tapi udah octa-core apa ya?” Atau, “Aku pingin tablet Android yang dibawah 500 ribu tapi bagus, merk apa ya?””Ha? Mana gue tau. Loe kira gue mas-mas counter HP ya yang serba tau spek dan harga Android terbaru?” hahahaKebanyakan orang merasa programmer Android adalah brosur berjalan yang serba tahu tentang gadged Android. Tapi realitanya saya hanyalah programmer Android yang hapenya cuma Android jadul keluaran tiga tahun yang lalu. Dan bodo amat dengan hape-hape Android terkini yang keren-keren karena nggak punya duit jadi nggak bisa beli. 😀

    Karena itu biasanya kalau ditanya yang seperti ini, saya balesnya agak lama karena harus Googling di Yahoo dulu. Lebih bagus lagi kalau sekalian kita jalan-jalan ke Ambassador atau Mangga Dua untuk lihat-lihat HP Android sekalian PDKT ke kamu cantik… (pret :D)

  4. Musti Bisa Back-end
    back_end_server
    Suatu saat di kantor bos saya nanya, “Mas, ini kenapa ya kok aplikasinya error? Datanya nggak muncul-muncul udah saya refresh berkali-kali.” Dalam hati saya pun bingung karena perasaan codingannya udah bener. Dan setelah dicek, ternyata servernya mati atau balikan JSON dari PHP back-end nya nggak sesuai format.Di situlah saya belajar kalau programmer Android itu harus mengerti back-end, API, atau web services. Minimal ngerti gimana parsing JSON atau menggunakan Web Services, karena jika tidak nanti kita yang kena marah jika sebenarnya yang bermasalah itu di back-end. 😀
  5. Benerin Android Lemot
    android_bug
    Tak jarang banyak pertanyaan-pertanyaan seperti, “Mas ini kok BBM ku lemot ya?” Atau “Path ku kok nggak keluar gambarnya ya?” dan sebagainya ditujukan ke saya. Dan ketika dicek entah itu antara RAM nya yang cuma 512 MB atau kapasitas memory HP Android-nya yang tinggal 50 MB karena kebanyakan install aplikasi-aplikasi yang nggak jelas.Kalau sudah gitu biasanya saya tanya aplikasi-aplikasi mana yang penting dan yang nggak penting. Supaya yang nggak penting bisa diuninstall. Dan biasanya mereka dengan entengnya bilang, “Oh… game 3D yang size nya 2 GB itu udah jarang kumainin kok, terakhir tahun lalu.” What the actual hell… :DSaya pun biasanya cuma senyum-senyum sendiri seperti orang gila dan langsung download clean master untuk ngehapus junk-junk files, optimisasi memori, sekaligus tweaking system. Jika memang sudah tidak bisa teratasi ya satu-satunya jalan keluar adalah beli HP Android baru… :v
  6. Membantu Temen Supaya Cepat Lulus 
    belajar bareng

    belajar bareng


    Hal ini paling sering saya alami, terutama di masa-masa saya jadi asisten lab waktu kuliah dulu. Dari mulai orang minta tolong ngerjain skripsi, proyek akhir, sampai thesis. Sampai akhirnya saya terbiasa ketika ada nama saya terpampang di lembar persembahan buku TA teman-teman saya. :DYa membantu orang lain boleh-boleh aja, asal jangan sampai kewajiban kita sendiri ikut terbengkalai. Nggak masalah sih apalagi kalau yang minta tolong itu cantik, single, dan mau ntraktir kita makan siang. hahaha (ngarep)

  7. Paling Kelihatan Kalau Aplikasinya Error 
    Contoh aplikasi yang force close

    Contoh aplikasi yang force close

    Kadang saya kesal sendiri dengan aplikasi Android yang kenapa pada saat error harus ada tulisan “force close” besar di tengah layar, dan aplikasinya menjadi otomatis tertutup. Itu kan kelihatan banget. Beda dengan programmer web, kalau webnya error paling cuma nge-hang, not responding, atau nampilin tulisan-tulisan aneh. Karena itu di Android paling kelihatan mana aplikasi yang bagus dan mana yang jelek, karena itu jangan pernah berhenti belajar untuk membuat aplikasi Android yang bisa berjalan baik dan sempurna. 🙂

  8. HP Isinya Aplikasi Coba-Coba Buatan Kita
    screenshot-android Sering saya ketika tiduran sambil iseng ngecek-ngecek aplikasi apa aja yang ada di hp Android ASUS Zenfone 6 kepunyaan saya ini. Dan kaget juga sewaktu dicek karena nama-nama aplikasinya semacam, “TutorialRecycledView”, “TestAndroid1”, “TestAndroidXXX”, “Project Abandoned”, “Project Ga Bakal Kelar Karna Ga Ada Duitnya,” dan sebagainya.Setelah diusut ternyata itu adalah aplikasi-aplikasi coba-coba buatan saya yang langsung ditest di HP hahaha… Programmer Android biasanya bisa dilihat dari aplikasi-aplikasi aneh yang ada di hapenya yang tidak lain adalah buatannya sendiri.Lantas dimana aplikasi standar kayak di HP Android orang lain seperti LINE, WhatsApp, BBM atau Path? Itu… nongkrong di pojokan yang ada sarang laba-labanya… karena jarang dipake saking forever alone-nya jadi nggak ada yang bisa diajak chatting ataupun bersosialisasi… huhuhu XD
  9. Paling Ribet Kalau Soal Testing

    Android Fragmentation

    Berbagai ukuran layar devices Android (c) GigaOM

    Bagi para programmer Android professional yang sudah bekerja, kalian pasti tahu bagaimana rasanya ketika kita harus men-testing supaya aplikasi Android buatan kita berjalan lancar di semua devices Android yang bejibun banyaknya… 😀

    Jalan keluarnya adalah biasanya dari klien sudah menetapkan standar devices Android yang akan digunakan, atau bisa dari kita yang menentukannya. Aplikasi juga bisa di-submit ke Play Store supaya apabila ada error atau force close, pengguna bisa langsung melaporkannya supaya segera ditangani developer. Jika tidak, maka langkah terakhir adalah mengetes aplikasi kita di sebanyak mungkin devices Android yang ada, satu persatu… ha ha ha





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

One Response
  1. bonioctavianus October 12, 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.