Last Updated on 9 years by Mas Herdi
Tiga juta, lima juta, delapan juta, atau bahkan hanya dua juta. 🙂 Berapakah budget yang kamu sediakan untuk membeli smartphone? Khususnya Android?
Beberapa teman saya baru saja mengganti smartphone mereka, dan melihat budgetnya, sebagian besar dari mereka membeli smartphone Android dengan kisaran harga dari 5 – 8 juta rupiah.
Melihat dari yang teman saya sekarang pakai, pilihan smartphone Android dengan range harga segitu lumayan banyak, mulai dari Sony Xperia Z5 Compact, LG V10, LG G5, hingga Samsung Galaxy S7. Beberapa dari smartphone tersebut memang belum masuk ke Indonesia, namun jika ingin kita bisa membelinya lewat online shop atau berpergian sebentar ke Singapura untuk membelinya.
Kemudian ada salah seorang teman saya yang lumayan galau ketika dia ingin mengganti HP lawasnya dengan HTC 10 yang harganya diatas dari range tersebut, yaitu berkisar 10 – 11 juta rupiah. Yang kemudian menimbulkan pertanyaan :
Apakah ‘worth it’ membeli smartphone Android dengan harga di atas 10 juta rupiah?

sumber : Google Images
Mari kita bahas terlebih dahulu. 🙂 Kita membicarakan tentang Android, OS smartphone yang sangat fragmented dan diverse. Dan melihat dari kondisi Android OS market share sekarang, dimana Android versi Lollipop yang diluncurkan Oktober 2014 (hampir 2 tahun yang lalu) saat ini hanya mempunyai pangsa pasar sekitar 35% dari seluruh OS Android, masa depan OS Android ini masih belum terlihat jelas.
Pandangan Sosial
Ketika kita membeli smartphone dengan budget di atas 10 juta, hal pertama yang kita harapkan adalah differentiate, kita ingin mendapatkan sesuatu yang terlihat berbeda dengan yang lain. Kita ingin terlihat distinguished dari kebanyakan orang dengan smartphone dengan harga di bawah 4 jutaan. Tetapi kalau kalian menginvestasikan uang sebanyak itu ke Android, saya rasa kalian tidak akan mendapatkan return value yang sebanding. Kenapa? Karena dari segi fitur, tidak ada perbedaan jauh antara smartphone Android harga 3 jutaan dengan 8 jutaan. Dengan harga 3 juta, kalian masih bisa mendapat smartphone Android yang mempunyai full aluminum body, fingerprint scanner, HD display, 3000++ battery, kamera yang bagus, dan OS Android tentunya. Seorang vlogger Youtube bahkan sempat mengutarakan kekecewaannya karena Samsung Galaxy S7 terlihat tidak berbeda dengan line Samsung smartphone yang lebih rendah, yaitu Samsung Galaxy A3, A5, atau A7. Dengan Android, semuanya kelihatan sama, saya bahkan pernah menuliskannya di postingan terpisah ketika saya mengurungkan niat untuk membeli smartphone Android, because in the end they all will be looks same. Bahkan ketika kalian memberi seri terbaru dari suatu flagship, Samsung atau Sony misalnya. Tidak semua orang akan memberikan apresiasi yang positif, because there are haters, ada orang-orang yang anti Samsung, ada juga yang maniac Sony. Ketika kalian membeli flagship smartphone dari Sony seharga 8 juta++, hanya orang-orang yang sesama Sony fanboys sajalah yang akan mengapresiasi :). Sedangkan kelompok lain yang terbiasa menggunakan Samsung, atau LG, tidak akan terkesan sama sekali. The safer bet is to going neutral, pilihlah jalan yang aman dengan membeli flagship asli besutan Google yaitu Nexus, mereka langka, jarang yang menggunakan, dan karena asli racikan dari Google maka value-nya cukup tinggi. Pandangan sosial ini memang bisa sepenuhnya diabaikan, namun kita hampir setiap hari bertemu dengan orang lain yang melihat dan menilai HP yang kita gunakan.
Operating System Support
Dari hal pangsa pasar OS Android yang saya sebutkan di atas, bisa dibilang Android mempunyai OS support yang buruk. Dengan beragamnya manufaktur yang membuat custom Android OS nya masing-masing, kita tidak bisa berharap ketika suatu Android OS yang terbaru dirilis, kita bisa langsung mendownloadnya dan menginstallnya pada saat itu juga. Kita harus menunggu, dan setelah menunggu, kita masih harus memastikan dulu apakah smartphone kita saat ini masih disupport oleh OS Android baru tersebut, atau tidak. Dan kebanyakan jawabannya, adalah tidak.
Let’s take a look at the Galaxy S4, dikeluarkan oleh Samsung pertengahan 2013. Apa sistem operasi Android terbaru yang didukung? Android 5.0.1 Lollipop yang dirilis hampir dua tahun yang lalu.
The counterpart is iPhone 5, dirilis September 2012 (bahkan sebelum S4), namun saat ini iPhone 5 masih mendukung iOS terbaru versi 9.3.1 yang dikeluarkan 31 Maret, atau kurang lebih sebulan yang lalu saat artikel ini ditulis. Dan iOS terbaru tersebut bisa langsung dinikmati pada hari yang sama saat dirilis.
Jika kalian mencermatinya, perbedaannya sangatlah mencengangkan. Manufaktur smartphone Android, dan bahkan perancang OS Android, yaitu Google sendiri, seperti berlomba-lomba membuat smartphone dengan spek tertinggi, RAM tertinggi, processor multicore, battery dengan kapasitas monster. Tapi setelah itu mereka seperti seakan membuangnya begitu saja ke consumer, dengan dukungan OS kedepannya yang tidak maksimal. Mungkin Android, seperti fast fashion adalah contoh dari fast smartphone, atau McSmartphone. Yaitu jenis smartphone yang rilisnya cepat, namun tidak bertahan lama (dalam hal OS support).
Jadi jawaban dari pertanyaan, “apakah ‘worth it’ membeli smartphone Android dengan harga di atas 10 juta”? Jawabannya adalah, tidak worth it sama sekali.
Kalian tidak akan mendapatkan perbedaan yang signifikan dengan smartphone Android seharga 8 juta, atau bahkan 5 jutaan.
Lemme just tell you this, dengan budget di atas 10 juta, saat ini, smartphone terbaik yang bisa kalian dapatkan adalah iPhone. Jika kalian tidak suka iPhone, kalian bisa masih bisa tetap membeli top flagship smartphone Android, dan bahkan menghemat 2 sampai 3 juta.
iPhone saat ini masih mendapatkan pengakuan sebagai the best high-end smartphone you can buy, karena OS nya yang simpel, elegan dan dukungan update operating system yang sangat panjang.
Tentu saja akan banyak orang yang tidak setuju, ini hanyalah opini saya, dan sekali lagi ketika kalian bertanya kepada saya apakah worth it menginvestasikan 10 juta lebih ke sebuah high-end smartphone Android? Dengan memperhatikan hal-hal yang saya sebutkan di atas, jawabannya adalah tidak. Tapi nevertheless, itu adalah uang kalian, dan kalian bebas menggunakannya untuk apapun itu. 🙂
Miris memang ya bro segenggam smartphone flagship jaman sekarang sudah menyaingi harga motor baru sekarang ini. Kebetulan dulu setelah era blackberry saya menyicip iOS dulu 2-3 tahunan baru setelah itu beralih ke robot hijau sampe sekarang.
Menurut saya benar sekali bahwa manufaktur Android hanya mengandalkan kekuatan jeroan hape tanpa memikirkan masalah sinergi dengan operating sistem. Mungkin kalo sebagian besar haters android bilang, overprice beli iOS harga selangit spek mid-class. Ini pandangan yang salah menurut saya. kalo di analogikan, jika ada aplikasi garageband di Android, belum tentu lancar digunakan di smartphone android model tertentu. Beda dengan iOS, bahkan model lama sekalipun lancar tanpa kendala. Ini nilai plus lain menggunakan iOS selain dukungan OS, yaitu surga aplikasi yang berlimpah.
Ke poin lain, iOS adaloah OS yang simpel itu benar, tapi juga bisa jadi OS yang ribet kalau penggunanya tidak smart. Hampir sebagian besar pengguna iOS di Indonesia tidak familiar dengan OS desktop milik Apple (MAC), kultur disini terbiasa dengan Windows sehingga kesulitan beradaptasi dengan iOS. Memindah gambar ataupun file saja masih banyak pengguna iOS di Indonesia yang kesulitan.
Jadi jika kembali ke masalah utama, Berapakah Harga yang Pantas untuk Sebuah Smartphone Android? Atau dengan budget di atas 10 juta, saat ini smartphone terbaik apa yang bisa di dapatkan? “apakah ‘worth it’ membeli smartphone Android dengan harga di atas 10 juta”?
Dan yes, saya sangat setuju tidak ada yang worth! Kecuali smartphone 10jt yang anda beli ini, baik Android ataupun iOS bisa anda maksimalkan sesuai fiturnya maupun spesifikasinya. Jika tidak akan serasa mubadzir.
Sebenernya masih banyak yg mau saya tambahkan, tapi karena konteksnya komentar, jadi segini aja. Takut malah keluar topik. Anyway cakep postingannya, cukup mencerahkan buat yg bingung cari smartphone.
Gan, kenapa ga ngelirik xiaomi sama sekali?