Apakah iPhone X “Worth It” Untuk Dibeli ?

Last Updated on 7 years by Mas Herdi

iPhone X bisa dibilang adalah smartphone Apple yang paling “hype” saat ini. Saat diumumkan pada bulan September 2017 yang lalu, iPhone X yang merupakan edisi spesial ulang tahun iPhone yang ke 10 memang menawarkan desain dan teknologi baru yang menawan. Namun dengan harga pasaran sebesar US$999, dan berbagai kekurangan (atau fitur yang hilang?). Layakkah iPhone X untuk dibeli dengan harga hampir 15 juta rupiah? Tertarikkah kalian untuk membeli iPhone X ? Di bawah ini akan saya rangkum hal-hal yang bisa kalian pertimbangkan terlebih dahulu sebelum membeli iPhone X. 🙂

Latar Belakang

Jadi dua hari yang lalu saya melihat snapgram teman saya yang cuti dari kerjanya untuk liburan ke Hongkong selama seminggu. Seperti orang kaya Indonesia yang lainnya, di saat saya dan kebanyakan dari kalian sibuk bekerja supaya besok bisa makan. 😀 Teman saya ini malah asyik berlibur ke luar negeri. Dan ternyata berlibur bukanlah tujuan utamanya, tujuan utamanya adalah mengantri di Apple Store Hongkong dan membeli sebuah iPhone X. Setelah mendapatkannya, dia lalu seperti biasa membuat Instagram story dan memamerkan iPhone X baru miliknya.

iPhone X hands on

So suppose kalian adalah kaum proletariat seperti saya, apakah iPhone X layak untuk dibeli? Apakah kita harus mengikuti trend Apple yang satu ini dan bergegas menjadi early adopter? Sebelum itu saya akan membahas terlebih dahulu hal-hal yang mengganjal, sebelum memutuskan untuk membuang sekitar 15 juta rupiah demi iPhone X.

Hal-hal yang harus dicermati sebelum membeli iPhone X

  1. The iPhone X Notch

    iPhone X Notch

    iPhone X Notch

    Yup sama seperti trend smartphone keluaran 2017, iPhone X juga mengusung tampilan infinite display atau bezel-less display. Dimana layarnya sangat lebar hingga memenuhi bagian depan smartphone. Namun layar pada iPhone X tidak benar2 100% infinite, karena ada sebuah notch pada bagian atas iPhone X yang menutupi sebagian layar dan bisa dibilang cukup merusak desain iPhone X secara keseluruhan. Notch pada iPhone X berfungsi untuk menampung kamera depan dan sensor-sensor untuk Face ID. Namun keputusan desain yang dibuat Apple dengan memasukkan semua kamera dan sensor tersebut ke notch itu terkesan dipaksakan dan merusak estetika. Tidak hanya dari sisi fisik, namun dari sisi software juga. Pada aplikasi-aplikasi yang belum diupdate untuk mendukung iPhone X, notch ini akan menutupi bagian atas aplikasi, menghalangi navigasi dan juga text yang biasanya ada di bagian header aplikasi. Notch ini juga akan mengganggu saat kita menonton video full screen dengan mode landscape. Pada bagian kiri akan semacam tersisa layar kosong dikarenakan adanya notch ini, sehingga video yang kita tonton tidak akan berasa benar 100% full screen. Begitu juga saat kita browsing website dalam mode landscape, akan ada ruang kosong di bagian samping tempat notch berada. Buat saya keputusan menempatkan notch di situ nggak Apple banget. Dan sampai merubah desain iOS 11, hanya untuk mendukung keberadaan notch ini menurut saya dipaksakan sekali. Bagaimana iPhone dengan generasi selanjutnya? Apakah masih tetap ada notch yang mengganggu seperti ini?

  2. Tidak adanya Fingerprint sensor di iPhone X

    Cara menggunakan Face ID

    Cara menggunakan Face ID

    Face ID bisa dibilang adalah suatu fitur yang sangat canggih yang ada di iPhone X, jika dilihat dari sisi teknologi dan bukan dari segi ergonomi. Secara teknologi, Face ID dengan sensor dan perhitungan rumitnya bisa memetakan wajah kita secara 3D dan kemudian mengubahnya menjadi informasi biometri yang digunakan untuk meng-unlock iPhone X ataupun melakukan pembayaran Apple Pay dan sebagainya dalam waktu yang sangat cepat. Namun secara ergonomi, Face ID tidaklah efisien karena mengharuskan kita untuk menatap layar smartphone supaya sensor bisa membaca wajah kita.
    Bandingkan dengan saat menggunakan fingerprint/Touch ID, kita hanya perlu menekan tombol saja untuk meng-unlock iPhone. Sekarang kita harus menatap layar, menyalakan iPhone X, menunggu verifikasi, dan kemudian swipe up. Terlihat ada dua atau tiga langkah ekstra yang harus dilakukan dibandingkan dengan Touch ID. Lumayan repot kan? Mungkin memang hanya ada tambahan waktu satu – dua detik dibandingkan dengan proses unlock menggunakan Touch ID, tapi mengingat kita melakukan kegiatan unlock hp ini sekitar 80-100 kali per hari, prosesnya seharusnya dibuat sesimple dan sepraktis mungkin.
    Kasus lain ketika kita mengambil iPhone yang diletakkan di atas meja, jika biasanya kita hanya tinggal ambil dan menekan tombol home, dan langsung unlock. Kini kita harus mengambilnya, mengarahkannya ke wajah kita dulu, swipe up, baru kemudian iPhone kita terbuka.
    Begitu juga ketika kita mengambil iPhone dari saku, dengan menggunakan Touch ID kita bisa menekan tombol home saat iPhone masih berada di dalam saku, sembari sekaligus mengeluarkannya. Di saat iPhone sudah ada di hadapan kita, kondisinya sudah ter-unlock dan kita langsung disajikan home screen saat menatap layar. Bandingkan dengan Face ID, kita mengeluarkannya dari saku dalam kondisi masih locked, kemudian mengarahkannya dulu ke wajah kita, verifikasi, swipe up, dan baru iPhone X ter-unlock.  Menurut saya ini proses yang slow dan awkward.
    Touch ID adalah fitur yang sudah proven baik untuk unlocking maupun security saat menggunakan Apple Pay ataupun membeli barang di Apple / iTunes Store. Namun untuk Face ID kita perlu melihatnya lagi lebih lanjut, tapi di beberapa review vlogger saya sudah menemukan beberapa kasus seperti Face ID tidak berfungsi saat di dalam ruangan gemerlap seperti mall maupun di pantai yang terkena sinar matahari terang benderang. Face ID juga bisa dihack apabila kita punya saudara kembar, dimana Touch ID tidak akan mengalami hal yang sama karena saudara kembarpun mempunyai sidik jari yang berbeda.

Menurut saya, dua hal di atas itulah yang merupakan blunder terbesar ketika kita ingin membeli iPhone X. Andai Apple tidak langsung membuang Touch ID, dan menjadikannya opsi kedua untuk meng-unlock iPhone X. Maka saya pasti akan berminat juga untuk membelinya. Andai tidak ada notch yang mengganggu di bagian atas layar iPhone X, maka saya akan menjadikan iPhone X ini sebagai handset yang wajib dibeli. 😀

Sebenarnya selain dua hal di atas ada beberapa pertimbangan lainnya, seperti daya tahan baterai yang biasa-biasa saja, kemudian all glass design yang pastinya menjadikan iPhone X lebih rentan pecah. Di sisi teknologi juga bisa dibilang tidak ada sesuatu yang entirely new di iPhone X. Face recognition sebelumnya sudah pernah diaplikasikan di beberapa HP Android sebelumnya. Begitupun dengan layar OLED. Swipe up navigation system pada iOS 11 juga mengingatkan saya pada Blackberry Z10 jadul yang mempunyai sistem navigasi yang mirip dengan iPhone X. Animated emoji lebih ke gimmick. Dan fitur-fitur kamera juga bisa kalian dapatkan di iPhone2 versi sebelumnya, bedanya hanya di iPhone X mempunyai dua buah OIS di wide angle camera dan di telephoto lens nya.

Apakah saya lebih baik membeli iPhone 8 / 8 Plus daripada iPhone X ?

Banyak review bilang seperti itu, karena harganya yang lebih murah (bisa hemat 2 – 3 jutaan). Dan mempunyai otak prosesor yang sama dengan iPhone X. Namun kalo menurut saya, iPhone 8 juga kurang worth it, kecuali untuk prosesor dan computing power-nya. Karena Steve Wozniak sendiri berkata bahwa iPhone 8, sama seperti iPhone 7, yang sama seperti iPhone 6s. Dan faktanya memang tidak ada sesuatu teknologi yang breakthrough yang hadir dari rilisnya iPhone 7 maupun iPhone 8. 🙂

So kesimpulannya, jika kalian memang early adopter banget, ingin mencoba Face ID, edge-to-edge display by Apple, dan tidak masalah dengan harga, maka belilah iPhone X.

Jika kalian pemilik iPhone 5, atau iPhone 6 yang ingin update tapi kurang cocok dengan harga, belum bisa move on dari Touch ID dan tidak masalah dengan desain jadul iPhone tahun 2014, maka :

  • belilah iPhone 8 / 8+, jika ingin mendapat overachiever computing power & wireless charging
  • jika tidak, belilah iPhone 7 / 7+

Bagi kalian yang sabar seperti saya, lebih baik menunggu iterasi generasi selanjutnya karena kesabaran kita pasti akan mendapat balasan setimpal (seperti dihilangkannya notch yang mengganggu itu hehe). Saya sendiri saat ini masih nyaman menggunakan iPhone 6s keluaran dua tahun lalu. No complaint at all, dan malah masih ada headphone jack-nya. 🙂 Sembari berharap generasi selanjutnya semoga sudah benar-benar bezel-less, dan semoga orang-orang pada komplain tentang Face ID sehingga Touch ID dihadirkan lagi. :p





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.